Nehemia: Doa dan Karya
Kitab Nehemia ditulis oleh Nehemia yang mengisahkan bagaimana dia
bereaksi setelah mendengar keadaan Yerusalem. Waktu itu, sebagian umat
Allah, yaitu Yehuda, sudah pulang kembali ke Yerusalem. Israel Selatan
(Yehuda) dibuang Allah ke Babelonia pada masa Nebukadnezar II (586-587
SM) menyerang Yerusalem. Setelah Persia menguasai Babel (538 SM), Koresh
Agung mengizinkan orang Yahudi pulang ke Yerusalem melalui surat
perintahnya. Meskipun demikian, tidak serta merta Yehuda pulang ke
Yerusalem. Baru pada tahun 516 SM, Yehuda pulang dari pembuangan dipimpin
oleh Zerubabel (Ezra 3:2) dan imam Yesua (Ezra 5:2). Zerubabel bersama
imam Yesua membangun kembali Bait Suci Yerusalem.
Meski sudah diizinkan pulang, tidak semua orang Yehuda di pembuangan berniat kembali. Saat Nehemia (457 SM) menjadi juru minum raja Artahsasta, dia mendapat kabar dari Hanani bahwa tembok Yerusalem masih terbongkar dan masyarakat Yehuda dalam keadaan tercela. Mendengar kabar ini, Nehemia menangis, berpuasa dan berdoa (1:4). Dalam doanya, ia menyapa Allah (1:5), memohon (1:6-7), mengingat firman Allah (1:8-9), dan memohon jawaban Allah atas doanya (1:11).
Setelah berdoa di bulan Kislew (Nov-Des), pada bulan Nisan (Maret-April), Nehemia mendapat jawaban doa dari Allah. Raja Artahsasta mendapati Nehemia bermuram durja. Nehemia menyampaikan isi hatinya (2:5) setelah ia berdoa seketika (2:4). Akhirnya, Nehemia mendapat surat penyerta dari raja sehingga ia dapat menuju Yerusalem untuk mewujudkan rencananya.
Bacalah Nehemia 1-2 kemudian diskusikan bersama pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
Doa Nehemia bagi orang Israel
1:1 Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh,
ketika aku ada di puri Susan, 1:2 datanglah Hanani, salah seorang dari
saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan
mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari
penawanan dan tentang Yerusalem. 1:3 Kata mereka kepadaku: "Orang-orang
yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada
dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah
terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar."
1:4 Ketika
kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa
hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
1:5 kataku: "Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan
dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap
orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,
1:6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu
yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang
Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang
Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah
berbuat dosa. 1:7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak
mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan
yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.
1:8 Ingatlah akan
firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah
setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.
1:9 Tetapi,
bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku
serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung
langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah
Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana. 1:10
Bukankah mereka ini
hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu
yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat? 1:11
Ya, Tuhan, berilah
telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela
takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat
belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.
Nehemia diutus ke Yerusalem
2:1 Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja, 2:2 bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut. 2:3 Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?" 2:4 Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit, 2:5 kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali." 2:6 Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya. 2:7 Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda. 2:8 Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. 2:9 Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima perang dan orang-orang berkuda menyertai aku. 2:10 Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu, mendengar hal itu, mereka sangat kesal karena ada orang yang datang mengusahakan kesejahteraan orang Israel.